Jumat, 07 November 2014

perasaan datang bukan untuk di bunuh

sejujurnya memendam suatu perasaan cinta itu sungguh menyiksa..

aku hanya mampu.. perhatikannya dari kejauhan tapi tak sanggup mendekat.. seperti nya bibir ini tak mampu berucap saat dekat dirinya.. tak ada keberanian untuk hal sekecil itu..

"aku hanya bisa berhayal tentang dirinya.."

berhayal dapat bersama dengannya .. bersenda gurau dengan nya.. atau setidaknya aku dan dia bisa saling menyapa..
sayang hanya sebuah khayalan.. sebab kenyataannya aku adalah seorang lelaki pecundang yang tak mampu mengungkapkan perasaan padanya..

terkadang aku marah pada diriku sendiri. mengapa bisa..?? aku yang begitu ingin bersama dirinya.. bisa tak mampu berbuat apa-apa.. bahkan lidah ini sejenak membeku kaku.. setiap aku bertemu dengannya.. benar-benar serasa mati.. kecuali jantung ini yang semakin kencang bedegup membuatku sesak..

mengapa sulit sekali menggungkapkan sebuah perasaan cinta pada nya..? haruskah aku selamanya hanya menjadi soerang pengagum rahasia nya.. ? yang hanya berani menaruh mawar di depan pintu rumahnya, tanpa pernah menulis nama ku dalam sehelai kertas yang menempel di mawar..

aku sendiri tidak tahu mengapa aku begitu takut untuk mengungkapkan perasaan ku padanya.. lantas harus berapa lama lagi ku harus menunggu..? menunggu datangnya keberanian pada diriku tuk mengungkapkan perasaan cintaku ini padanya..

sungguh ini membuatku tersiksa.. aku tak bisa menggapainya meski dirinya begitu dekat dengan ku..

sungguh perjuangan hati yang begitu berat.. dimana sebenarnya hati ini ingin sekali mengungkapkan
perasaan itu namun mulut ini tak bisa berkata-kata.. raga ini terasa lemah di hadapan nya..

apakah aku harus membunuh perasaan ini dan mulai membuka hati pada yang lain..?? atau aku harus berjuang melawan ketidak beranian ku mengungkapkan perasaan ku ini..??


bersambung...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar