Senin, 17 November 2014

perasaan datang bukan untuk di bunuh ( Part II )

tiga bulan lamanya aku tak berjumpa dirinya.. tapi perasaan ini tak pernah berkurang.. aku masih menyimpan rasa.. hampir tiap malam yang ku lalui.. selalu memikirkan dirinya..

semakin kuat aku mencoba membunuh perasaan ini.. namun rasanya perasaan ini makin kuat dan menyiksa..

aku coba membuka hati pada orang-orang yang dekat dengan ku.. dan mulai mencoba melupakan semua tentang dirinya.. sebisa mungkin aku menjauh dari hal-hal yang bisa membuat perasaan itu kembali hadir..

sejenak perasaan itu hilang.. aku bisa sedikit melupakan dirinya.. dan memulai pertualangan cintaku yang sebenar nya sudah ku temukan.. dalam pencarian cintaku itu.. aku menemukan sosok wanita yang menurut ku bisa membantu melupakan perasaan ku padanya.. dia adalah teman lamaku di kampus.. aku merasa nyaman ketika berbicara dengan nya.. juga perhatian padaku.. dan sering memberi saran ketika aku berada dalam masalah.. lalu aku putuskan untuk memilih teman lamaku itu untuk menjadi pacarku..

tapi setelah aku coba.. ternyata hanya sia-sia.. hubungan itu hanya membuat ku melukai hati.. sebab aku tak bisa lepas dari bayang-bayang dirinya.. dan aku memutuskan untuk tidak melanjutkan hubungan itu dengan alasan tak ingin ada yang terluka.. kami memutuskan untuk kembali menjadi teman saja.. karna status itu membuat kami lebih nyaman di bandingkan menjadi sepasang kekasih.. "sebab cinta tak bisa di paksakan" tapi "cinta patut untuk diperjuangkan"...

lalu seketika aku tersadar dengan ucapanku.. aku bisa berbicara seperti itu.. jadi apa yang harus ku takuti?? aku hanya perlu berjuang untuk medapatkan sebuah keberanian untuk mengungkapkan perasaan ku.. urusan di terima atau tidak nya aku tidak perduli.. yang terpenting bagiku.. ini saat nya aku utarankan semua perasaan cinta yang sangat lama aku pendam.. aku tidak mau menyesal karna tidak bisa mendapatkan nya..

aku sadar bahwa jika "sebuah perasaan cinta yang datang itu bukan untuk di bunuh".. "karna perasaan cinta yang datang pada diri manusia adalah anugerah Tuhan yang maha kuasa yang harus di perjuangkan.. "

kini aku telah siap untuk mengutarakan perasaan cinta padanya.. segenap kepercayaan diri dan semangat telah ku dapatkan.. tapi permasalahanya aku sudah lama tidak bertemu dengan nya.. sebuah perjuangan cinta lagi-lagi menghadangku.. di mana aku bisa bertemu dengan dirinya..??

perasaan dalam jiwa ini bercampur aduk.. antara semangat dan sebuah penyesalan karna tlah menyia-nyiakan waktu dengan nya.. kepercayaan diri ku hadir di saat yang salah.. disaat aku tak tahu keberadaan dirinya.. aku juga tidak tahu apakah dirinya sudah punya kekasih atau belum..

di saat aku benar-benar menganggap tak ada lagi kesempatan untuk diriku mengutarakan perasaan cinta ku padanya.. di saat itu pula keajaiban cinta datang..

tiba-tiba dirinya hadir didepan ku.. menyapa dan menanyakan kabar pada ku.. aku yang sedang duduk memandangi langit sore di sebuah taman sejenak terdiam tak percaya.. rasanya ingin aku menampar diriku dan bertanya.. apakah ini nyata..?? dalam hati aku berkata "apakah ini cinta sesungguhnya, yang datang dengan sendirinya tanpa harus resah menunggu.."

bersambung...

Jumat, 07 November 2014

perasaan datang bukan untuk di bunuh

sejujurnya memendam suatu perasaan cinta itu sungguh menyiksa..

aku hanya mampu.. perhatikannya dari kejauhan tapi tak sanggup mendekat.. seperti nya bibir ini tak mampu berucap saat dekat dirinya.. tak ada keberanian untuk hal sekecil itu..

"aku hanya bisa berhayal tentang dirinya.."

berhayal dapat bersama dengannya .. bersenda gurau dengan nya.. atau setidaknya aku dan dia bisa saling menyapa..
sayang hanya sebuah khayalan.. sebab kenyataannya aku adalah seorang lelaki pecundang yang tak mampu mengungkapkan perasaan padanya..

terkadang aku marah pada diriku sendiri. mengapa bisa..?? aku yang begitu ingin bersama dirinya.. bisa tak mampu berbuat apa-apa.. bahkan lidah ini sejenak membeku kaku.. setiap aku bertemu dengannya.. benar-benar serasa mati.. kecuali jantung ini yang semakin kencang bedegup membuatku sesak..

mengapa sulit sekali menggungkapkan sebuah perasaan cinta pada nya..? haruskah aku selamanya hanya menjadi soerang pengagum rahasia nya.. ? yang hanya berani menaruh mawar di depan pintu rumahnya, tanpa pernah menulis nama ku dalam sehelai kertas yang menempel di mawar..

aku sendiri tidak tahu mengapa aku begitu takut untuk mengungkapkan perasaan ku padanya.. lantas harus berapa lama lagi ku harus menunggu..? menunggu datangnya keberanian pada diriku tuk mengungkapkan perasaan cintaku ini padanya..

sungguh ini membuatku tersiksa.. aku tak bisa menggapainya meski dirinya begitu dekat dengan ku..

sungguh perjuangan hati yang begitu berat.. dimana sebenarnya hati ini ingin sekali mengungkapkan
perasaan itu namun mulut ini tak bisa berkata-kata.. raga ini terasa lemah di hadapan nya..

apakah aku harus membunuh perasaan ini dan mulai membuka hati pada yang lain..?? atau aku harus berjuang melawan ketidak beranian ku mengungkapkan perasaan ku ini..??


bersambung...